pptialfalah.id – Sebuah kebahagiaan bagi setiap orang yang memiliki kelebihan dan kemauan yang tinggi sehingga meraih prestasi yang membanggakan. Salah satu santri PPTI Al-Falah Salatiga, Muhammad Abdau Yazid berhasil mengikuti acara Konferensi AID (Academic Internasional Dialogue) yang terlaksana pada tanggal 2 Mei 2018 lalu di USIM (Universitas Sains Islam Malaysia).
Dalam konferensi tersebut terdapat 3 acara, yaitu National Convenience On The Sciences and Social Sciences III (NACOSS III), National Convenience on Education and Social Sciences 2018, National Convenience on Engineering Information Technology and the Sciences 2018. Dari 3 acara tersebut, Yazid hanya mengikuti NACOSS III. Satu konferensi yang diikuti Yazid ini bertujuan untuk pengumpulan artikel dan penelitian yang diselenggarakan langsung oleh AID.
Konferensi ini dihadiri oleh 3 Negara yaitu Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darussalam yang terdiri dari 111 peserta. Adapun IAIN Salatiga mendelegasikan 6 mahasiswa berprestasi dan didampingi langsung oleh Dr. Budiyono Saputro M. Pd. selaku kaprodi Tadris IPA dan Prof. Dr. Mansur M. Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Yazid menjelaskan bahwa konferensi terdiri dari beberapa sesi, antara lain keynote sessions, video presentation, pararel session, poster presentation dan awarding. Menurut Yazid yang paling terkesan adalah poster presentation dan awarding karena presenter harus mempresentasikan ke semua audien yang ada di ruangan tersebut. Berlanjut dengan sesi tanya jawab, dan semua harus menggunakan Bahasa Inggris. Usai presentasi, 2 hari selanjutanya Yazid menjadi audien.
Pada sesi presentasi, Yazid dan para mahasiswa dari IAIN Salatiga memilih dua tema. Yaitu social sciences dan education and teaching practic.
Sebagai seorang santri, Yazid juga berpesan “Di luar sana banyak orang luar biasa yang saling berlomba-lomba dan melakukan banyak inovasi. Sebagai pemuda bangsa yang hebat kita tidak boleh kalah dari mereka. Meningkatkan kreativitas dengan sharing hal hal baik. Salah satu kuncinya adalah kita tidak boleh berhenti belajar.”