Oleh: Burhanudin Malik
Tuhan…
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang bersedia mempertaruhkan nyawa demi keberadaanku
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang rela menggadaikan kebahagiannya demi kebahagianku
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang selalu menyembunyikan air matanya di hadapanku
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang tak pernah aku beri apa-apa, tetapi sudah sangat berjasa
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang sudah jauh mencintaiku, sebelum aku mengenal cinta
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang rela menyuapiku di atas kelaparanya
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang selalu berusaha menghiburku dengan berkata,
“Tenang, Nak. Semua akan baik-baik saja.”
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang selalu menyambutku dengan senyuman hangat, kala semua terasa dingin
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang selalu mendoakanku hingga lupa berdoa untuk dirinya sendiri
Yang ku tahu…
Dialah perwujudan matahari yang selalu menemaniku sepanjang hari
Dialah perwujudan rembulan yang selalu menerangiku sepanjang malam
Dialah perwujudan udara yang aku tak mampu hidup tanpa keberadaanya
Dialah perwujudan air yang menjadi kebutuhan dalam segala kehidupan
Dialah dewi yang mengajarkanku arti cinta sejati
Cinta yang selalu berusaha memberi dan tak harap kembali
Dialah sosok titisan bidadari yang ku panggil dengan nama, Ibu…
Terbaik 7 Kontributor Puisi
Dalam rangka Hari Ibu 22 Desember 2020
diselengarakan oleh INSantri PPTI Al Falah Salatiga
[…] pipi itu menjalani hari-harinya dengan sang ibu tercinta. Semenjak kepergian ayahnya, kini sang ibu harus berjuang sendiri dan berjuang lebih keras menjadi tulang punggung keluarga. Dengan kerja keras […]
[…] Ibu, […]
[…] Untukmu yang teristimewa […]