Beranda Artikel Menebar Nilai-Nilai Dakwah Islam Melalui Minat Bakat Santri Al Falah Salatiga

Menebar Nilai-Nilai Dakwah Islam Melalui Minat Bakat Santri Al Falah Salatiga

799
0
Santri Hebat
Oleh: Zahrotu Diniah

Berbicara tentang esensi dakwah tidak bisa kita pahami dalam ruang lingkaran sempit. Dewasa ini, ruang lingkup dakwah hanya diartikan secara parsial dan sepintas ketika seseorang sedang berceramah di masjid atau tempat ibadah saja. Padahal secara etimologi dakwah diartikan sebagai ajakan, seruan atau panggilan (Nurfauadi, 2008, h. 54) yang berasal dari bahasa Arab. “Ajakan” atau dakwah merupakan kata kerja yang tidak dibatasi oleh apa pun, siapa pun dan lewat jalan apa pun asal itu baik.

Dikutip dari (Ritonga, 2019, h. 63) disebutkan bahwa perintah dakwah diwajibkan bagi seseorang dalam waktu dan keadaan apa pun. Menurut Toha Yahya Umar, dakwah ialah ajakan untuk manusia dengan cara bijaksana, dengan jalan yang benar sesuai perintah Tuhan, bertujuan menemukan kebahagian dan kemaslahatan dunia akhirat. Maka dari itu, dakwah ialah bentuk usaha dan upaya dalam menyebarkan agama Islam, melalui sesuatu perbuatan yang dikuasainya, termasuk minat dan bakat mereka.

Pada dasarnya, setiap manusia pasti memiliki minat dan bakat, hal itu dijelaskan (Nihayah, 2015, h. 138), bahwa bakat merupakan kepemilikan potensi atau kemampuan manusia yang ketika diberi kesempatan belajar untuk dikembangkan, maka akan beraktualisasi terhadap perilaku yang nyata. Sedangkan minat (Suhayat, 2009, h.8) merupakan upaya atau kemauan seseorang untuk berusaha mempelajari dan mencari tahu akan sesuatu yang ia sukai. Maka laju dakwah ketika dikombinasikan dengan minat dan bakat seseorang, tingkat efektivitas dan efisiensi penyampaian akan lebih menyenangkan, disebabkan pengembangan hard-skill dan pesan dakwah yang akan menjadi satu tujuan dan irama.

Dakwah Hard-Skill

Dalam pengertian makro, dakwah dikatakan sebagai ekuivalen dengan rekonstruksi sosial (social recontruction) yang mencakup perihal budaya, ekonomi, pendidikan, kemasyarakatan atau kecenderungan tiap individu. Hal itu juga disebut Amien Rais sebagian dari dakwah (Nurfauadi, 2 2008, h. 57). Maka dalam beradaptasi dengan dinamisme zaman, sistem dakwah harus tetap hidup dengan lebih interaktif- komunikatif. Para da’i harus memiliki cara untuk memasuki kehidupan masyarakat Milenial, guna menemukan proses penyesuaian dan penerapan dalam dakwah yang akan disampaikannya.

Dikutip dari (Ritonga, 2019, h. 62) bahwa kreativitas dan produktivitas pendakwah harus diusahakan memasuki semua lapisan masyarakat, karena medan dakwah selalu berkembang dan kompleks, sehingga salah satu cara itu belum tentu berhasil di tempat yang lain. Oleh karenanya ruang dan jalan dalam berdakwah tidak terpaku dengan ceramah saja, melainkan dapat dikombinasikan melalui minat dan bakat tiap individu. Islam juga menanggapi hal tersebut dalam pedoman hidup umat muslim, yaitu Al-Qur’an. Tepatnya terletak di QS Al-Isra’ ayat 84:

 قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِۦ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا

Referensi: https://tafsirweb.com/4688-surat-al-isra-ayat-84.html

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

Dikutip dari (Mahadhir, 2018, h. 87) pada ayat di atas terjadi banyak pendapat dari Mufassir, terutama pada kata هِتَكل ِشا (yang memiliki macam-macam arti seperti karakter, tabiat, jalan, tujuan, akhlak dan lainnya. Namun, dalam Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab menggambarkan ayat tersebut sebagai kebebasan melakukan suatu pekerjaan sesuai karakter, tabiat dan kemampuan yang dimiliki. Sehingga sesuatu yang akan ia lakukan itu sesuai dengan kehendak hatinya atau profesional.

Penggabungan antara dakwah dan kemampuan minat-bakat telah dibuktikan oleh para santri, dalam meningkatkan mutu pendidikan Hard skill sekaligus berdakwah menyebarkan nilai-nilai agama. Selain melakukan pembelajaran formal dan mengaji para Santri memiliki bakat yang dikembangkan melalui ruang yang telah di fasilitasi oleh pesantren. Seperti yang telah dilakukan Di pondok pesantren Al-Falah Salatiga, para Santri mengadakan pengembangan minat bakat secara sistematis melalui Unit Kreativitas Santri (UKS), hal itu dimaksudkan agar menumbuhkan keterampilan kognitif dan personal, sembari melestarikan budaya pesantren yaitu dengan menanamkan pesan agama dalam perbuatannya. Pendidikan minat dan bakat ini menimbulkan dampak baik, sekaligus penguat eksistensi Santri yang selalu dilirik oleh masyarakat karena prestasi para santrinya.    Genap dua bulan yang lalu bukti dari bakat para santri, santri Al-Falah mendapatkan juara 1 dalam lomba film pendek POSPEDA tingkat Jawa Tengah yang bertema “Santri sehat, cerdas, mandiri, dan toleran.” (https://pptialfalah.id/2022/keren-santri-al-falah-raih-juara-1-lomba-film-pendek-pospeda-2022/). Tentunya ini menjadi bagian dari contoh skala kecil bahwa kemampuan para santri sangat banyak dan tidak hanya terpaku dengan kegiatan mengaji saja. Melalui video tersebut menyampaikan bahwa persaudaraan tidak hanya diukur dari status seseorang, akan tetapi seberapa jauhkah kita dapat menghargai orang lain dengan baik.

Dakwah pencak silat misalnya, dikutip dari (Kholis, 2016, hlm 77) dari hasil keputusan seminar pencak silat di Bogor tahun 1973, diputuskanlah kata majemuk yang terdiri dari dua makna. Di mana pencak berarti gerak Dhohir berupa jurus atau 4 gerakan, sementara silat dapat diartikan sebagai gerak spiritual, rohaniah dan pengendalian diri. Pada zaman dulu salah satu cara nenek moyang bangsa melayu berdakwah atau melawan penjajah ialah melalui pencak silat, dibuktikan bahwa kebanyakan pencak silat berdiri dari suatu ormas Islam ataupun memiliki sejarah perjuangan yang agamis-nasionalis. Kemudian adapun dakwah bahasa, tidak hanya dalam kemampuan berbahasa asing secara praktik dan tata kalimatnya saja, Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan sebagai sarana menyebarkan agama, baik melalui isi maupun interaksi sosial dengan masyarakat dunia.

Sebagaimana yang dikatakan oleh (Juriana, 2017, h. 252) bahwa salah satu cara dan sistem dakwah Nabi Hud AS yaitu mencari persamaan di antara berbagai macam umatnya. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menguasai banyak bahasa. Adapun dakwah literasi, yang paling aktif di zaman ini karena dapat diterima oleh masyarakat secara menyeluruh. Literasi termaktub dalam wahyu pertama Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, di mana kata iqra’ mewakili literasi dalam segala aspeknya. Sebagaimana yang dikutip dalam tesis (Iskandar, 2018, h. 50) mengungkapkan bahwa dakwah literasi atau literasi digital, dapat menjadi ruang dakwah yang mampu menyertakan jangkauan luas oleh jutaan orang di dunia maya. Akhir kalimat, penulis menyimpulkan bahwa dakwah dapat dilakukan secara luas sesuai dengan maknanya, maka pemanfaatan minat dan bakat setiap individu dapat dijadikan kamuflase berdakwah paling menyenangkan yang dilakukan di pesantren saat ini, karena dakwah minat-bakat sejalan dengan perbuatan yang disukai oleh seseorang.

Referensi:
Nurfuadi, 2008.Reaktualisasi Protesi Dakwah. Jurna Komunika: STAIN Purwokerto.

 Nihayah, Ulin. 2015. Mengembangkan Potensi Anak: Antara Mengembangkan Bakat dan Ekploitasi. Jurnal Sawwa: UIN Sunan Kalijaga.

 Ritonga, Muslimin. 2019. Komunikasi Dakwah Zaman Milenial Jurnal Komunikasi Islam dan Kehumasan (JKPI): UIN Sunan Kalijaga.

 Mahadhir, M. Saiyid. 2018 Profesionalisme Guru Dalam Pandangan Qs. Al-Isra’: 84. Jurnal Tarbiyah Islamiyah: Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raudhatul Ulum Sakatiga.

  Suharyat, Yayat. 2009. Hubungan Antara Sikap, Minat Dan Perilaku Manusia Jurnal Region: Unisma Bekasi.

  Juriana. 2017. Pentingnya Penggunaan Bahasa Inggris dalam Komunikasi Dakwah pada Era Global. Mawaizh Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan: STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.

 Iskandar, Hasyim. 2018. Dakwah Komunitas Arus Informasi Santri (Ais) Banyuwangi Melalui Literasi Digital Santri. Tesis: UIN Sunan Ampel.

 Moh. Kholis, Nur, 2016. Aplikasi Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat Sarana Membentuk Moralitas Bangsa. Jurnal Sportif: Universitas Nusantara PGRI Kediri

https://pptialfalah.id/2022/keren-santri-al-falah-raih-juara-1-lomba-film-pendek-pospeda-2022/ di akses pada tanggal 12 Oktober 2022 pukul 12.29

https://tafsirweb.com/4688-surat-al-isra-ayat-84.html di akses pada tanggal 12 Oktober 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini