pptialfalah.id – Olimpiade Al-Qur’an tingkat nasional kedua diikuti oleh ratusan siswa SD/MI/Madin sederajat salah satunya merupakan seorang difabel. Dengan jumlah peserta sekitar 344, Olimpiade Al-Qur’an terlaksana secara online dan offline. Metode pelaksanaan lomba online adalah dengan mengumpulkan video pada (28/02). Kemudian pelaksanaan lomba offline dan penjurian cabang olimpiade online maupun offline pada Sabtu, (04/03).
Peserta difabel yang menarik perhatian banyak orang tersebut merupakan Azalia Nur Anisa. Peserta yang akrab dipanggil Aza tersebut berumur 9 tahun, peserta yang berasal dari Bawen, Semarang. Ia sekarang duduk di kelas 3 SLB Negeri Salatiga. Ia mengikuti cabang lomba tahfidz juz 30 secara offline.
“Tetap semangat meskipun dengan kondisi yang terbatas,” ucap Aza.
Aza yang didampingi dengan ibu guru wali kelas dan ibunya sendiri. Ia sangat antusias mengikuti lomba Olimpiade Al-Qur’an ini. Aza merupakan anak yang pintar, semangat, dan gigih. Dibuktikan dengan beberapa juara lomba yang ia raih. Seperti juara 1 cipta baca puisi tingkat nasional, juara 3 mewarnai tingkat nasional dan masih banyak lagi kejuaraan yang ia raih. Aza juga sudah terbiasa dengan puasa senin kamis yang sudah ia lakukan kurang lebih 2 tahun. Motivasi Aza menghafal juz 30 adalah dari diri sendiri. Harapan Aza mengikuti lomba Olimpiade Al-Qur’an ini adalah untuk membahagiakan kedua orang tuanya.
Dalam Olimpiade Al-Qur’an ini, peserta yang bernama lengkap Azalia Nur Anisa meraih penghargaan dalam kategori peserta Special Best Award. Dengan ibu guru wali kelas serta ibunya yang selalu menemaninnya, Aza menerima penghargaan dengan rasa gembira yang tak terkira.
Pesan ibu guru untuk Aza “Tidak usah minder dengan kondisi yang berbeda, itu merupakan pemberian dari Allah SWT dan untuk tidak sombong dengan pencapaian saat ini.”