Beranda Artikel Hari Santri Nasional: Menelaah Jejak Sang Seniman Handal, Pionir Kemajuan Peradaban

Hari Santri Nasional: Menelaah Jejak Sang Seniman Handal, Pionir Kemajuan Peradaban

779
0

Pptialfalah.id – Tepat 9 tahun, terhitung sejak tahun 2015, pada saat itu Presiden Joko Widodo resmi menetapkan Hari Santri pada 22 Oktober melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015. Pasalnya Hari Santri sudah tercetus oleh pendiri Nahdhlatul ‘Ulama, Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari sejak 22 Oktober 1945 dalam gagasannya  yakni “Resolusi Jihad” sekaligus menjadi cikal bakal lahirnya Hari Santri Nasional

Peringatan Hari Santri Nasional merupakan momentum penting yang menjadikan santri sebagai tokoh yang menempati ruang sosial dalam mayoritas masyarakat yang menganggapnya sebagai korelasi “positif” dalam kepribadian dan pengaruh kehidupan sosial. Selain itu, Hari Santri juga menjadi momentum untuk mengingat kembali peran dan kontribusi para santri dalam sejarah bangsa. Mereka telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, mempertahankan nilai-nilai keislaman, dan menyebarkan cahaya agama di tengah tantangan zaman. Kita perlu menghargai warisan keilmuan dan kebudayaan Islam yang mereka perjuangkan, serta melanjutkan perjuangan mereka dalam mengembangkan pendidikan agama yang berkualitas.

Peran Penting Santri

Nama “Santri” yang tidak akan lekang oleh zaman, memiliki makna yang luas dan juga menjadi peran penting bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi bukti bahwa sejatinya santri ikut andil dalam melawan penjajah dengan para kiai dan ulama’ sebagai pemimpin. Teks Resolusi Jihad yang diserukan oleh Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 yang berisi kewajiban untuk berjihad mempertahankan Kemerdekaan Indonesia untuk melawan penjajah yang masih berada di Indonesia. Ini cukup menjadi bukti bahwa Indonesia tetap aman dan tetap Merdeka hingga saat ini.

Seperti halnya kemerdekaan Republik Indonesia yang tidak lekang oleh zaman menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia telah memperoleh kebebasan yang seutuhnya. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang di gelorakan pada 17 Agustus 1945 juga menjadi bukti yang akurat bahwa negara Indonesia sudah merdeka dari penjajahan bangsa lainnya.

Santri masyhur sebagai orang yang selalu mempertahankan tradisi. Di Pesantren, eksistensi tradisi terdiri dari beberapa macam. Diantaranya seperti lingkup tradisi sastra dalam lalaran nadhzom dan syi’ir, tradisi Ijtima’ dalam imtihan, bahtsul masa’il, maupun bandongan kitab kuning dan masih banyak macam tradisi yang masih tertanam dan melekat dalam diri santri.

Secara sederhana, santri merupakan orang-orang yang belajar ilmu agama di Pesantren. Namun pada umumnya santri tidak hanya belajar dari kiainya mengenai ilmu agama belaka. Akan tetapi, santri juga belajar untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia, bermental baja, cinta tanah air dan bangsa dari sang kyai. Oleh karena itu, biasanya santri berada pada garda terdepan dan memiliki semangat berkorban ketika kedaulatan negara Indonesia direbut oleh bangsa lain.

Kuatnya peran santri dalam mempertahankan tradisi seringkali menjadi anggapan bahwa santri adalah kaum yang tertinggal. Namun kenyataan itu tidak benar. Sudah banyak yang membuktikan bahwa santri adalah sosok yang pemikir, kreatif dan juga sosok yang memiliki sejuta gagasan baru. Seperti apakah sosok santri di zaman sekarang? Apa peranan yang dapat dilakukan dan apa kontribusi santri jika dihadapkan dengan keadaan saat ini?

Santri Sang Seniman Handal

Santri merupakan salah satu bukti nyata bahwa ajaran Islam mampu melahirkan pemikiran-pemikiran segar dan solusi inovatif untuk berbagai permasalahan umat. Kita dapat melihat bagaimana pesantren, dengan kekayaan ilmu agamanya, justru menjadi tempat yang subur bagi tumbuhnya ide-ide kreatif dan inovatif. Kreativitas santri dalam menciptakan ide-ide baru, karya-karya inovatif, atau solusi kreatif yang berlandaskan nilai-nilai Islam menunjukkan bahwa santri merupakan seniman handal. Mengapa demikian?

Sederhananya, makna dari seniman merupakan sebutan bagi seseorang yang kreatif, inovatif, dan mahir di bidang seni. Seniman biasanya menciptakan berbagai karya kreatif hasil dari pemikirannya yang panjang dan sarat akan nilai-nilai estetik. Dalam menciptakan karya, seorang seniman mengandalkan imajinasi dan bakatnya. Karya kreatif seniman umumnya berupa karya sastra, tari, lukis, patung, lakon, musik dan film. Selain menciptakan karya, seniman juga menggelarkan karya seninya.

Sama halnya seperti santri. Di Pesantren mereka mampu menunjukkan kreativitasnya dalam berbagai karya seni. Seperti seni lukis, yang unggul melalui bakat santri dalam karya-karya kaligrafi. Seni musik, yang unggul melalui hadrah atau yang lebih akrab dengan sebutan banjari, dan seni drama atau lakon yang unggul dalam kiprahnya melalui film-film pendek bernuansa Islami. Oleh karena itu banyak pondok pesantren saat ini menyediakan ruang dan fasilitas yang mendukung untuk pengembangan ide kreatif para santri.

Namun jangan sampai menyalahartikan bahwa sebutan santri sebagai seniman handal, dalam artian profesi yang merujuk pada suatu pekerjaan yang harus memiliki keahlian khusus. Dalam konteks ini, pemaknaan antara santri dengan seniman yaitu dalam hal pemikirannya yang kreatif, inovatif, dan mahir dalam suatu bidang.

Santri Pionir Kemajuan Peradaban

Banyak hal yang perlu santri diskusikan dan persiapkan. Salah satunya adalah mengenai awal masa keemasan Indonesia yang terprediksi akan terjadi pada tahun 2030. Muncul pertanyaan-pertanyaan yang menjadi PR besar bagi sosok santri. Bagaimana posisi santri saat itu yang dipandang sebagai pionir Sejarah? Dan apa saja yang  harus dilakukan santri untuk kemajuan peradaban di Indonesia mendatang?

Harapan besarnya adalah santri dapat menjadi pionir peradaban kemajuan Indonesia. Namun, banyak syarat yang harus dilakukan, dipenuhi dan dilaksanakan. Kreativitas santri yang dimuat dalam inkubator juga menjadi bagian yang sangat penting untuk ikut berkontribusi dalam kemajuan peradaban di Indonesia. Namun nyatanya hal tersebut belum cukup.

Menurut penulis, hal yang paling utama untuk menjadi pionir kemajuan peradaban dan sebagai pionir sejarah adalah dengan khasanah keilmuan dan skill yang berlandaskan dengan ajaran agama Islam. Keilmuan yang harus menyesuaikan keadaan dan perkembangan zaman serta skill yang harus terasah pada usia muda berdasarkan dengan sikap dan dedikasi yang tinggi.

Tidak menutup kemungkinan bahwa santri akan menjadi pelopor kemajuan pemuda pada bidangnya masing-masing, mengingat potensi besar dalam jiwa seorang santri. Hal yang menjadi sebab akibat untuk menjadikan santri sebagai pionir peradaban adalah bagaimana pesantren memperkenalkan pendidikan berbasis kepribadian sebagai tempat belajar santri.  Pendidikan berbasis pesantren tersebut bertujuan membentuk santri yang beretika, berbudi pekerti positif dan berintegritas.

Selain itu hal mendasar yang harus santri lakukan untuk menjadi agen of change adalah semangat kemandirian dari awal niat dan tekad yang bertujuan bukan untuk sendiri, akan tetapi untuk kemaslahatan bangsa dan negara. Kemudian dedikasi yang tinggi untuk menunjang suatu keberhasilan. Santri diharapkan untuk menjadi pionir dalam kemajuan peradaban karena sejatinya “Wa Innal ‘ulama warasatul anbiya’’  dan dari situlah para ‘ulama melahirkan para santri-santri hebat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini