pptialfalah.id – Pondok pesantren Tarbiyyatul Al Falah Salatiga sukses menggelar acara Halaqoh Pondok Pesantren, Rabu (27/12). Acara ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Agama dan PT Digdaya Pesantren Indonesia yang pada kesempatan kali ini PPTI Al Falah terpilih untuk menjadi tuan rumah dalam acara tersebut. Bertemakan Kemandirian Ekonomi Pesantren untuk Kemaslahatan Ummat, perwakilan dari 50 pondok pesantren di Kota Salatiga, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang secara antusias turut mensukseskan acara ini. Acara terlaksana dengan lancar di aula utama Pondok Pesantren Tarbiyyatul Islam Al Falah.
Terdapat tiga pembicara dari background yang berbeda dalam acara ini. Pembicara pertama adalah Gus Ahmad Luthfi Direktur PT Digdaya Pesantren Indonesia, beliau merupakan penggagas Santri Chain. Santri Chain merupakan platform digital yang dibuat oleh PT Digdaya Pesantren Indonesia. Tujuannya adalah agar pesantren lebih cepat pertumbuhan dalam ekonomi. Misalnya dengan membantu memperoleh suplai barang dengan harga yang lebih murah, agar keuntungan yang mereka dapatkan lebih banyak. Strateginya adalah dengan cara bekerja sama dengan perusahaan – perusahaan besar. Selain itu Santri Chain juga sebagai platform promosi produk yang pesantren miliki. Juga membantu proses perizinan produk milik pesantren, baik ke badan POM, badan penyelenggara jaminan produk halal, PIRT dan sebagainya.
Saat ini platform Santri Chain masih berbentuk website, namun kedepannya pada bulan Januari mereka akan launching aplikasi Santri Chain ini di playstore dan bulan berikutnya di appstore. Selain membantu dalam hal kemandirian dalam bidang ekonomi, Santri Chain nantinya akan membantu proses digitalisasi pesantren dalam kaitannya dengan kehidupan sehari – hari. Misalnya absen sholat jamaah dengan face recognition.
“Mangkeh Santri Chain mungkin bisa membantu untuk absen kegiatan ngaji, absen kegiatan jamaah niku mangkeh pakek face recognition” tutur Gus Ahmad Luthfi
Pemateri kedua Gus Mahfudl Shiddiq Muhayyat, S.H., S.T., M.Engg. menyampaikan materi tentang kemandirian pesantren. Bahwa dalam proses sebuah pesantren untuk mencapai kemandirian tersebut setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama adalah identifikasi potensi yang pesantren miliki. Hal ini berhubungan dengan kemampuan untuk membaca peluang bisnis atau produk apa yang cocok untuk dikembangkan. Yang kedua adalah kemitraan dengan lembaga maupun badan lain. Ketiga dan sekaligus menjadi komponen yang sangat penting adalah tertib administrasi yang baik. Tujuan dari tertib administrasi yang baik ini adalah untuk membangun trust atau kepercayaan masyarakat.
Pemateri ketiga Bapak Luqman Arifin, S.H.I., M.M menyampaikan materi yang berkaitan dengan koperasi. Beliau menyebutkan bahwa setidaknya ada lima hal yang perlu kita lakukan sebagai strategi peningkatan koperasi. yang pertama adalah penguatan kapasitas kelembagaan koperasi untuk mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan. kedua peningkatan kualitas SDM untuk menumbuhkan produktivitas. Selanjutnya juga perlu adanya perluasan akses pembiayaan untuk mendukung peningkatan. Selain itu juga perkembangan pasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Terakhir perlu adaya penguatan peran koperasi dalam meningkatkan daya saing daerah.