Beranda Artikel Gaya Bahasa Sindirian pada Novel “Pelukis Gurun Pasir”

Gaya Bahasa Sindirian pada Novel “Pelukis Gurun Pasir”

66
0

https://pptialfalahsalatiga. Gaya bahasa atau majas merupakan ciri khas penulis dalam mengungkapkan karya tulisnya, hal tersebut bertujuan untuk membuat cerita lebih menarik dan tidak membuat bosan pembaca. Menurut Fitri Auliyani, dkk (2022) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa pada Puisi “RENCONG” Karya Fikar W Eda dan Relevansinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI”, gaya bahasa yaitu susunan perasaan yang timbul dalam hati penulis yang memberikan dampak tertentu pada pembaca.

Majas memiliki banyak macam, seperti : pertentangan, sindiran, penegasan dan perbandingan. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas gaya bahasa sindiran dalam novel “Pelukis Gurun Pasir” karya Fuad Abdurrahman. Gaya bahasa sindiran adalah majas yang penulis sastra gunakan untuk menyampaikan kritik atau sindirian kepada seseorang, hal, atau objek.

Pada novel “Pelukis Gurun Pasir” menceritakan petualangan pekerja seni di Arab Saudi tepatnya di kota Zulfi. Prass sebagai tokoh utama dalam novel tersebut, berupaya meninggalkan tanah air tercintanya untuk menjelajah Arab Saudi sebagai pelukis seni kaligrafi. Alasan hukum yang “tajam dibawah  tumpul diatas” dan “kecurangan” lain yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, membuat miris hatinya. Belum lagi dengan gaji profesinya sebagai “guru honorer” yang bisa bertahan untuk 3-4 hari saja. Membuat Prass memiliki tekat untuk berhenti bekerja di tanah air.

Adapun percakapan novel tersebut, yang mengandung gaya bahasa sindiran, antaranya :

  1. “Apakah kamu tidak tau bahwa poligami itu sunnah rosul?” Pada halaman 188, percakapan tersebut mengandung  sindiran ironi. Karena di dalamnya mengandung hal yang bertentangan dari maksud jawaban Prass sebelumnya yaitu “Prass memiliki satu istri di Indonesia dan tidak mau poligami”.
  2. “Memang watak orang – orang Arab seperti itu, bukan hanya di Saudi tapi dibelahan bumi Arab lainnya juga sama” pada halaman 117. Merupakan sindiran sinisme, karena mengandung kalimat sindiran terhadap orang Arab (sebagai objek) yang suka jail terhadap warga TKI.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini