Rindu memekik bahu
Tersekat liur,
Napas tersengal hancur
Hei! Ragamu ditahan!
Runguku merah panas
Bahu gemetar,
Geraham menggeram
Sekotak rindu kupeluk tanpa sekat
Sampai-sampai aku bertaruh dengan rinai;
Lebih riuh rintikmu atau sorak rinduku?
Besok, denting bumi tetap berputar
Sedang nyawa di sini menitip pesan;
titip rindu untuk ayah ibu