Beranda Topik Puisi

Topik: puisi

Titisan Bidadari (Terbaik 7 Kontributor Puisi Hari Ibu)

3
Oleh: Burhanudin Malik Tuhan... Siapakah gerangan sosok mulia ini? Sosok yang bersedia mempertaruhkan nyawa demi keberadaanku Siapakah gerangan sosok mulia ini? Sosok yang rela menggadaikan kebahagiannya demi kebahagianku Siapakah gerangan...

Suara Hati Wanodya (Terbaik 6 Kontributor Puisi Hari Ibu)

0
Oleh: Sofiatus Solekhah Ingin ku ungkap suara hati Yang menderu derasnya kasih Pada Sang Nirmala Tatapan kian meredup Tubuhnya pun kian rentan, sejauh kaki melangkah Bukan lelah yang tercipta...

Ibu (Terbaik 5 Kontributor Puisi Hari Ibu)

1
Oleh: Washiah Widiarti Ibu... Semilir angin di waktu malam Hanya damai dan kasihmu lah Yang mampu menghangatkan diri Indurasmi yang menerangiku Ku pandang cakrawala Penuh galaksi Kiranamu terus terngiang Ibu... Dikala lembayung senja menyapa Ku...

Malam Dingin, Menunggu Ibu (Terbaik 4 Kontributor Puisi Hari Ibu)

1
Oleh: Bestari Ku tatap nabastala, peluk hangatmu terasa Ku senandungkan sendiri kidung jenaka buatanmu Rindu itu kembali menggebu Ibu, sedang apa kau disana? Ku bawakan Yasin, Taha, Maryam untuk menyelimutimu...

Harsa ku (Terbaik 3 Kontributor Puisi Hari Ibu)

2
Oleh: Nur Fadzilah Salam cinta Untukmu yang teristimewa Untukmu yang sederhana Namun menyejukkan jiwa Salam harsa Untukmu yang tak pernah letih memberi kasih Anugerah terindah dari Sang pemberi hidayah Engkau adalah satu...

Matahari Kedua (Terbaik 2 Kontributor Puisi Hari Ibu)

1
Oleh: Ovie Partiwi Entah bagaimana lagi, kuceritakan pada  jagat raya Tentang adanya matahari kedua Yang sinarnya lebih hangat, tanpa sengat Yang sinarnya tetap bersahaja, tanpa takut terkikis senja Yang...

Langitku (Terbaik 1 Kontributor Puisi Hari Ibu)

0
Oleh: Ika Ismawati Ia tempat cahaya bersemayam Untuk melakoni peran di setiap detik miliknya Jika ia menangis reduplah jiwa Jika ia tersenyum terciptalah banyak warna Dan kini, Tentang angka yang...

Pulang untuk Kembali (Puisi)

1
Semburat jingga tampak wajahnyaMatahari tenggelam di kaki cakrawalaSeakan hadir memberi nuansa lainBiarlah terang menjadi gelap Hingga mendung menjadi hujan Hidup bagai perjalanan pun pelajaranMencari sebuah...

Lubuk Hatinya (Puisi)

2
Dunia mencekamGetir menjadi bagian yang tak terpisahkanHening mulai meramaikan penjuru duniaSepi mulai menyorakkan suaranyaDiamCeloteh alam semakin berkurang Pagi datangSiang berlalu-lalangMalam menghilang Saat dunia semakin mencekamDan getir...

Memuliakanmu, Dengan Caraku (Puisi)

0
“Kawan Seperjuangan,”... Cukup disini pangkat itu untukmu kusematkan Izinkan aku, memuliakanmu dengan caraku Menghargaimu tanpa harus sering bertemu, Menjagamu lewat bait do’aku Mengawasimu tanpa perlu mengganggu Membahagiakanmu tanpa mengusik hidupmu... Sebab,...