Topik: puisi
Titisan Bidadari (Terbaik 7 Kontributor Puisi Hari Ibu)
Oleh: Burhanudin Malik
Tuhan...
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang bersedia mempertaruhkan nyawa demi keberadaanku
Siapakah gerangan sosok mulia ini?
Sosok yang rela menggadaikan kebahagiannya demi kebahagianku
Siapakah gerangan...
Suara Hati Wanodya (Terbaik 6 Kontributor Puisi Hari Ibu)
Oleh: Sofiatus Solekhah
Ingin ku ungkap suara hati
Yang menderu derasnya kasih
Pada Sang Nirmala
Tatapan kian meredup
Tubuhnya pun kian rentan, sejauh kaki melangkah
Bukan lelah yang tercipta...
Ibu (Terbaik 5 Kontributor Puisi Hari Ibu)
Oleh: Washiah Widiarti
Ibu...
Semilir angin di waktu malam
Hanya damai dan kasihmu lah
Yang mampu menghangatkan diri
Indurasmi yang menerangiku
Ku pandang cakrawala
Penuh galaksi
Kiranamu terus terngiang
Ibu...
Dikala lembayung senja menyapa
Ku...
Malam Dingin, Menunggu Ibu (Terbaik 4 Kontributor Puisi Hari Ibu)
Oleh: Bestari
Ku tatap nabastala, peluk hangatmu terasa
Ku senandungkan sendiri kidung jenaka buatanmu
Rindu itu kembali menggebu
Ibu, sedang apa kau disana?
Ku bawakan Yasin, Taha, Maryam
untuk menyelimutimu...
Harsa ku (Terbaik 3 Kontributor Puisi Hari Ibu)
Oleh: Nur Fadzilah
Salam cinta
Untukmu yang teristimewa
Untukmu yang sederhana
Namun menyejukkan jiwa
Salam harsa
Untukmu yang tak pernah letih memberi kasih
Anugerah terindah dari Sang pemberi hidayah
Engkau adalah satu...
Matahari Kedua (Terbaik 2 Kontributor Puisi Hari Ibu)
Oleh: Ovie Partiwi
Entah bagaimana lagi, kuceritakan pada jagat raya
Tentang adanya matahari kedua
Yang sinarnya lebih hangat, tanpa sengat
Yang sinarnya tetap bersahaja, tanpa takut terkikis senja
Yang...
Langitku (Terbaik 1 Kontributor Puisi Hari Ibu)
Oleh: Ika Ismawati
Ia tempat cahaya bersemayam
Untuk melakoni peran di setiap detik miliknya
Jika ia menangis reduplah jiwa
Jika ia tersenyum terciptalah banyak warna
Dan kini,
Tentang angka yang...
Pulang untuk Kembali (Puisi)
Semburat jingga tampak wajahnyaMatahari tenggelam di kaki cakrawalaSeakan hadir memberi nuansa lainBiarlah terang menjadi gelap Hingga mendung menjadi hujan
Hidup bagai perjalanan pun pelajaranMencari sebuah...
Lubuk Hatinya (Puisi)
Dunia mencekamGetir menjadi bagian yang tak terpisahkanHening mulai meramaikan penjuru duniaSepi mulai menyorakkan suaranyaDiamCeloteh alam semakin berkurang
Pagi datangSiang berlalu-lalangMalam menghilang
Saat dunia semakin mencekamDan getir...
Memuliakanmu, Dengan Caraku (Puisi)
“Kawan Seperjuangan,”...
Cukup disini pangkat itu untukmu kusematkan
Izinkan aku, memuliakanmu dengan caraku
Menghargaimu tanpa harus sering bertemu,
Menjagamu lewat bait do’aku
Mengawasimu tanpa perlu mengganggu
Membahagiakanmu tanpa mengusik hidupmu...
Sebab,...