Pptialfalah.id – Islam datang sebagai agama yang membawa kasih sayang. Dalam ajaran Islam, perempuan termasuk sosok yang memiliki kedudukan mulia. Penjelasan tentang kemuliaan insan di sisi Allah Swt. tercantum dalam ayat Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah saw. Sosok yang mulia ini mendapat ganjaran yang setimpal di akhirat kelak. Sebenarnya kedudukan laki-laki dan perempuan dalam perspektif Islam adalah setara.
Sang Khalik akan senantiasa memberi jalan kemuliaan dengan perantara Al-Qur’an. Barangsiapa yang melaksanakan ajaran dan meninggalkan larangan Al-Qur’an maka jaminan hidup bahagia dunia akhirat akan ia dapatkan. Allah Swt. senantiasa memuliakan manusia dengan menciptakannya sebagai makhluk yang paling sempurna dan diberi kelebihan akal dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain.
Kedudukan manusia dalam Islam lebih mulia daripada malaikat. Meski demikian, para malaikat tetap bersujud kepada Nabi Adam a.s. Mensyukuri segala anugerah yang telah Allah berikan menjadi kewajiban setiap makhluk di muka bumi ini.
Hakikat Kemuliaan
Menjadi insan yang mulia adalah keinginan setiap manusia, tetapi tidak semua manusia memahami tentang hakikat kemuliaan. Ada beberapa hal yang menunjukkan kemuliaan seseorang menurut perspektif Imam Syafi’i, menunjukkan bahwa kemuliaan seseorang bukan diukur dari seberapa banyak gelar akademisnya, seberapa banyak hartanya, dan lain sebagainya. Akan tetapi, kemuliaan yang hakiki adalah kemuliaan atas dasar ketaqwaan seorang hamba kepada Sang Maha Pencipta, yaitu Allah Swt.
Tidak dapat dipungkiri jika Rasulullah saw. merupakan teladan terbaik. Oleh karena itu, agar kemuliaan kita sebagai insan yang beriman tetap terjaga, sudah sepantasnya jika kita meneladani dari apa yang telah beliau ajarkan kepada kita. Ketika kita berbincang tentang akhlak Nabi Muhammad saw, tentu kita tidak bisa melupakan bagaimana beliau yang senantiasa mengedepankan akhlak mulia baik terhadap kawan maupun lawan.
Allah telah menyatakan bahwa manusia adalah mahluk paling mulia di muka bumi dengan kesempurnaan yang melebihi makhluk lain. Hal tersebut tersurat dalam Surah Al-Insyirah ayat 4 yang artinya: ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Tanda kemuliaan manusia yang lebih daripada malaikat tampak dengan adanya akal dan kemampuan berpikir yang lebih kompleks yang manusia miliki. Akal manusia lengkap dengan sistem penyimpan memori atau ingatan. Maka dari itu, manusia mampu menciptakan inovasi dan teknologi yang membawa kemajuan bagi umat manusia.
Tak hanya itu, kemuliaan seorang insan dalam pandangan penciptanya merupakan keistimewaan yang bersifat internal yang tidak Allah anugerahkan kepada makhluk-Nya yang lain. Allah Swt. memberi hati yang berfungsi untuk menimbang saat pengambilan suatu keputusan.
Allah Swt. tidak pernah menyia-nyiakan amal perbuatan yang telah makhluk-Nya lakukan. Memuliakan diri sendiri berarti mampu mensyukuri karunia dari Allah dengan amar ma’ruf nahi mungkar. Begitu juga manusia harus mampu memanfaatkan hati dan pikiran dengan sebaik-baiknya agar senantiasa mendatangkan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kemuliaan Dunia dan Akhirat
Mulia yang manfaat adalah mulia yang bermanfaat bagi sesama, baik itu teman maupun orang tua. Manusia memiliki tanggungjawab yang besar untuk menjaga kemuliaannya. Apalah artinya jika memiliki derajat tinggi di hadapan manusia, tetapi hina di hadapan Allah. Penilaian sejati adalah dari Allah, bukan penilaian makhluk.
Kemuliaan di sisi Allah akan mendatangkan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan kemuliaan di hadapan makhluk semu dan hanya sementara. Maka, derajat mulia di hadapan Allah menjadi cita-cita tertinggi kita sebagai makhluk-Nya.