Pptialfalah.id – Dalam aspek kehidupan, tidak luput dengan adanya sebuah konflik, maka penting bagi kita untuk belajar tentang pendidikan karakter sebagai kunci membangun generasi damai.
Adapun konflik bisa saja muncul dari berbagai macam keadaan. Baik dari kehidupan pribadi setiap orang, dalam dunia kerja, maupun kepada seseorang yang kita tidak kenal maupun seseorang yang kita kenal sekalipun.
Konflik bisa terjadi oleh siapa saja, dimana saja, kapan saja, dan dalam situasi apapun. Namun sering kali konflik terjadi pada sekelompok orang atau bersifat massal.
Namun seringkali konflik terjadi pada permasalahn kelompok. Misalnya seperti salah satu konflik yang ramai menjadi perbincangan oleh media mengenai kasus penusukan santri Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta yang terjadi beberapa hari lalu.
Kasus tersebut merupakan salah satu konflik yang terjadi kekerasan pada fisik, Dimana oknum dalam kekerasan tersebut adalah para pemuda. Adapun yang melatarbelakangi permasalahan ini salah satunya ialah mengenai rendahnya pendidikan karakter.
Pendidikan karakter dalam diri generasi bangsa masa sekarang sudah terlihat semakin sirna dan terkikis seiring berjalannya waktu. Kurangnya perhatian pendidikan karakter di lingkungan masyarakat menjadi pemicu munculnya problematik yang tidak minim. Oleh karena itu, masyarakat memiliki peran sangat penting dalam membangun generasi muda yang damai. Artinya, dalam konteks tersebut masyarakat sendiri yang menjadi subyek atau pelaku pendidikan yang aktif, bukan hanya menjadi obyek pendidikan.
Partisipasi Masyarakat
Pendidikan karakter berbasis masyarakat merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus bertumbuh serta berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Partisipasi masyarakat memiliki peran besar dalam membangun generasi muda yang cerdas dan berkarakter.
Pendidikan berbasis masyarakat lebih memperhatikan adanya pengarahan untuk membentuk tanggapan pada mental dan emosional, mensosialisasikan pemaknaan ilmu pengetahuan sebagai strategi dalam menyongsong masa depan.
Dalam hal ini masyarakat tidak hanya menuntut adanya keterlibatan dan peran aktif masyarakat, tetapi hasil dari penyelenggaraan pendidikan, dan tuntutan untuk mampu memecahkan berbagai macam problematika masyarakat.
Masyarakat setiap individual yang seharusnya yang menjadi contoh, bukan seperti contoh kasus yang terjadi pada santri krapyak. Dalam permasalahan tersebut, beberapa golongan atau sekelompok individu menjadi pelaku utama menjadi pengedar miras dan penjualan miras secara bebas.
Hal tersebut menjadi perilaku yang tidak sepantasnya dan justru inilah yang menjadikan generasi masa depan menjadi hancur.
Cinta Damai
Mengutip Jurnal Pendidikan agama Islam Al-Hasanah, bahwa terdapat banyak nilai-nilai pendidikan karakter yang perlu di wujudkan dalam setiap individu, khususnya pada generasi sekarang dan yang akan datang. Salah satu nilai yang dapat kita kaitkan dengan permasalahan sebelumnya adalah pendidikan karakter berbasis cinta damai.
Adapun cinta damai dalam konteks ini adalah dengan mewujudkan sikap, perilaku, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya.
Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi objek paling penting dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Selain itu, pendidikan karakter juga merupakan salah satu pendidikan yang menjadi pemegang kunci menuju jalan panjang kemajuan.
Pendidikan karakter juga menjadi senjata utama dalam menciptakan perdamaian terutama pada generasi bangsa. Dengan pendidikan yang tinggi, dapat memberikan kesempatan seseorang semakin toleran dengan orang lain.