pptialfalah.id – Sebagai mahasantri tentu saja setiap harinya kita akan berhadapan dengan segala rutinitas yang berhubungan dengan pembelajaran. Baik pembelajaran klasikal di dalam kelas maupun pembelajaran yang sifatnya hasil dari pemahaman kita atas hal hal yang terjadi di sekeliling kita. Ki Hajar Dewantara berkata “Jadikan setiap orang sebagai gurumu, setiap ruang sebagai ruang kelas dan setiap peristiwa sebagai pembelajaran”. Maka dari itulah sudah sepantasnya kita sebagai pembelajar untuk menghayati dan menata niat kita untuk menjadikan kehidupan sehari hari sebagai sarana belajar. Imam Al Ghazali berkata “barangsiapa yang menuntut ilmu maka seluruh makhluk termasuk malaikat malaikat, ikan ikan dan burung burung akan mendoakanmu”. Maka jika konsep ini kita terapkan tentunya seluruh makhluk Allah SWT akan senantiasa mendoakan kita .
Konsep kewajiban menuntut ilmu itu hanya sampai batas ikhtiarnya atau usahanya saja. Singkatnya kita hanya Allah hanya memerintahkan kita untuk mencari ilmu. Akan tetapi hasilnya apakah kita mendapat ilmu atau tidak itu merupakan kuasa Allah. Itulah mengapa redaksinya tholabul ilmi faridlotun bukan nailul ilmi faridlotun. Karena mendapatkan ilmu itu seperti halnya mendapatkan rezeki, dapat atau tidaknya, banyak atau sedikitnya itu merupakan kuasa Alah. Sepanjang kita sudah berusaha semampu kita maka tugas kita sudah kita tunaikan, hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Maka dari itu apabila kemudian ada seorang santri atau mahasiswa yang ketika sudah belajar semaksimal mungkin akan suatu ilmu akan tetapi belum berhasil itu merupakan hal yang wajar saja. Karena kadar kita hanya sampai kepada ikhtiarnya sedangkan hasilnya merupakan kuasa Allah. Akan tetapi catatan yang harus digarisbawahi adalah kita tidak boleh malas. Maka dari itulah kita harus senantiasa berusaha untuk mencari ilmu tersebut. Maka kembali lagi, setiap hal atau kegiatan yang kita lakukan, senantasa niatkan untuk belajar dan mencari ilmu.
