“Ma, aku maunya bekal ayam!” bentak Nita kepada mamanya di pagi hari.
“Nak, kemarin-kemarin kan sudah ayam, sekarang sayur dulu ya,” jawab Mama Nita dengan halus.
Nita langsung pergi dengan menghentakkan kakinya, kemudian membanting pintu dengan keras. Mamanya menghela napas panjang.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.00, waktunya makan siang di sekolah Nita. Dia membuka kotak bekalnya, terlihat ada nasi bertemankan sayur tumis brokoli, wortel, jagung muda, dan lengkap dengan 2 buah nugget goreng. Merasa tidak nafsu sama sekali kemudian dia menutup kotak bekalnya pergi menuju atap sekolahan. Sesampainya disana, ia melihat seseorang yang sedang makan nasi bungkus dengan lahap. Nita menghampiri anak tersebut yang ternyata adalah Tuti, teman sekelasnya. Kemudian Nita duduk disebelah Tuti, dilihatnya didalam nasi bungkus itu hanya ada nasi dan tempe.
“Tut, kamu cuma makan ini?” tanya Nita.
Tuti mengangguk, “Ibuku yang masakin, enak banget lho, Nit. Mau coba ngga? Ini tempenya masih satu, nih!” Nita melahap tempe yang diberikan Tuti.
“Ibuku masaknya pagi-pagi tadi, selalu nyempetin sebelum berangkat kerja.”
Nita mendengarkan dengan seksama. Tuti yang hanya makan lauk tempe saja bisa makan dengan lahap dan tidak protes sama sekali. Sedangkan, Nita yang lauknya lebih enak dan banyak daripada Tuti, malah banyak mengeluh dan tidak bersyukur.
Sepulang dari sekolah Nita langsung memeluk ibunya,
“Ma, Nita minta maaf, Ma. Besok Nita nggak akan minta aneh-aneh lagi.”
Nita mendapatkan pelajaran berharga hari ini, dia seharusnya bisa menghargai masakan Mamanya dan bisa lebih bersyukur,
“Besok nggak harus bekal ayam ya, Ma”. Mama Nita terheran-heran, tapi juga merasa lega. Akhirnya Nita sudah tidak harus bekal Ayam tiap hari. Bisa ngirit deh!
[…] Dini, Alhamdulillah jam bekerku udah ketemu. Aku panik banget tadi, aku kira jam bekerku hilang entah kemana. Kan kamu […]