Beranda Artikel Memahami Makna Kebahagiaan dalam Kitab Idotun Nasyi’in

Memahami Makna Kebahagiaan dalam Kitab Idotun Nasyi’in

245
0

Kebahagiaan merupakan sebuah dambaan yang ingin dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan, kebahagian adalah suatu hal yang relatif. Namun, tidak semua orang menganggap atau menyepakati kebahagian itu adalah suatu hal yang baik. Kebahagiaan dianggap atau disepakati  baik bagi orang-orang yang memandang sebuah kebahagiaan itu baik. Misal dalam satu hal contoh, si A menilai baik pada suatu perkara, dan dia menganggapnya (menurut perasaannya) sebagai hal yang membahagiakan, serta menganggap orang yang menerima sesuatu tersebut sebagai orang yang bahagia. Tetapi si B melihat sesuatu itu dan menganggapnya sebagai bencana, serta menganggap orang yang menerima sesuatu tersebut sebagai orang yang celaka.

Kebahagiaan السَّعَادَةُ adalah sesuatu yang dituju yang disebabkan oleh diri sendiri. Kebahagiaan adalah sama halnya dengan kecantikan. Mengapa demikian?

Kecantikan bukan berarti bermakna kecantikan pada wajah ataupun pada fisik seseorang. Namun persamaan makna kebahagiaan ini adalah pandangan setiap individu dalam memaknai arti kata bahagia. Cantik dapat didefinisikan sebagai suatu yang indah dan menarik. Sama seperti halnya kebahagiaan. Kebahagiaan juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang apabila dipandang membuat perasaannya merasakan sesuatu yang ia tidak rasakan sebelumnya.

Banyak pendapat yang memaknai arti kebahagiaan. Ada yang beranggapan bahwa kebahagian itu terletak pada kesenangan, berekreasi, uang, keluarga, teman, pakaian, makanan ataupun minuman. Ada juga yang beranggapan bahwa kebahagiaan itu terletak pada kabahagiaan itu ada pada perbuatan menyendiri di tempat yang sepi, jauh dari keramaian, menjauhi hidup mewah dan serba ada. Aneka perbedaan dalam menilai kebahagiaan itu, semata-mata dari mereka memaknainya dari ragam perasaan dan kecenderungan.

Menurut kitab Idotun nasyi’in karya Syekh Musthofa Al Ghalayyin, orang yang berbahagia adalah orang yang mampu melihat mati fikirnya. Orang yang memperoleh kebahagian adalah orang-orang yang melihat atau menilai sesuatu dengan akal pikiran, kemudian dia menetapkan garis tengah sebagai jalan yang harus dilaluinya dalam mencapai berbagai persoalan. Jalan tengah atau i’tidal yang berlaku sedang dalam segala sesuatu inilah yang menyebabkan kebahagiaan.

Jadilah engkau orang yang selalu mengambil sikap tengah-tengah atau sedang dalam segala persoalan, pasti engkau akan menjadi orang yang bahagia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini