Pptialfalah.id – Santri tidak hanya mengaji, santri juga bisa berinovasi, dalam mengembangkan potensi diri termasuk di era digitalisasi.
Era digital telah membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan para santri dan dakwah.
Bagi santri digitalisasi adalah sebuah tantangan tersendiri. Santri kerap dipandang sebelah mata, bahkan tidak sedikit orang menganggap remeh seorang santri dalam menghadapi era modern saat ini.
Digitalisasi bisa menjadi sebuah peluang besar bagi seorang santri, jika bisa memanfaatkannya secara optimal.
Santri sebagai generasi penerus bangsa dan penjaga tradisi keislaman pada situasi yang berbeda dengan para pendahulunya.
Saat ini teknologi yang berkembang begitu pesat menuntut adanya adaptasi dan inovasi bagi para santri, tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para ulama terdahulu.
Tantangan Santri di Era Digitalisasi
Oleh sebab itu, saat ini menurut pandangan saya, ada beberapa tantangan yang sedang santri hadapi di era digital. Merangkum dari berbagai sumber ada 3 tantangan yang akan santri hadapi di era digital saat ini.
Pertama, arus informasi yang tidak terkendali. Era digital saat ini, informasi mengalir begitu cepat dan mudah dalam mengakses. Namun, hal ini juga membawa tantangan besar berupa penyebaran informasi yang tidak valid atau bahkan hoaks.
Santri harus bijak dalam menyaring informasi yang mereka terima agar tidak terjebak dalam narasi yang menyesatkan. Santri perlu memiliki kemampuan literasi digital yang kuat untuk memilah antara kebenaran dan kebohongan.
Kedua, distraksi teknologi. Perangkat digital seperti smartphone dan media sosial dapat menjadi distraksi yang mengganggu fokus belajar dan ibadah. Santri harus memiliki disiplin tinggi agar tidak terjebak dalam budaya konsumsi konten yang berlebihan dan tidak produktif.
Tantangan ini membutuhkan kemampuan manajemen waktu yang baik agar penggunaan teknologi bisa lebih bermanfaat untuk pengembangan diri dan berinovasi.
Ketiga, kehilangan nilai-nilai tradisional. Modernisasi sering kali membuat banyak kalangan, termasuk santri, mengalami krisis identitas.
Nilai-nilai tradisional yang pesantren terapkan seperti ketaatan, kesederhanaan, dan kesabaran bisa terkikis oleh gaya hidup modern yang serba instan. Santri perlu berupaya untuk menjaga nilai-nilai ini meskipun mereka menggunakan budaya digital yang terkadang bertentangan dengan prinsip-prinsip pesantren.
Peluang Santri di Era Digitalisasi
Selain menjadi tantangan era digital juga bisa menjadi peluang besar bagi para santri apabila mereka bisa memanfaatkannya dengan bijak. Merangkum dari berbagai sumber.
Pertama, dakwah digital. Teknologi digital membuka pintu bagi santri untuk berdakwah lebih luas. Dengan adanya media sosial seperti halnya, blog, YouTube, Instagram, Tiktok, dan platform digital lainnya, santri dapat menyebarkan ajaran Islam ke seluruh dunia.
Santri yang melek teknologi dapat membuat konten-konten dakwah yang kreatif, edukatif, dan relevan, untuk menjangkau generasi milenial dan Gen Z.
Kedua, akses pengetahuan yang luas. Internet menyediakan akses tak terbatas untuk ilmu pengetahuan. Santri dapat belajar dari berbagai sumber, mulai dari kitab-kitab klasik hingga kajian-kajian kontemporer.
Melalui platform seperti Google Scholar, perpustakaan digital, dan aplikasi pembelajaran Islam. Itu semua memberi kesempatan bagi santri untuk memperdalam ilmu agama maupun ilmu umum yang dapat mendukung dakwah mereka.
Ketiga, kewirausahaan sosial berbasis teknologi. Santri juga bisa mengambil peluang di bidang kewirausahaan sosial dengan memanfaatkan teknologi.
Dengan jiwa entrepreneur, santri dapat menciptakan produk atau layanan yang mendukung dakwah Islam, misalnya melalui aplikasi pendidikan, e-commerce halal, atau program pengembangan masyarakat berbasis digital. Ini akan mendukung kemandirian ekonomi santri dan pesantren sekaligus memberi dampak positif bagi masyarakat.
Era digital membawa tantangan besar bagi santri, namun di balik tantangan tersebut terdapat juga peluang yang sangat besar untuk berkembang.
Dengan semangat dan minat yang kuat, santri dapat menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi agama, bangsa, dan negara.
Salah satu kuncinya adalah adaptasi yang tepat, tanpa menghilangkan identitas dan nilai-nilai luhur yang telah ulama wariskan. Santri harus mampu mengambil peran dalam membentuk masa depan Islam di era digital ini dengan menjadi pelopor dakwah kreatif, inovatif, dan edukatif. []