pptialfalah.id – Dalam sejarah Indonesia, terdapat seorang tokoh yang sangat berpengaruh dan unik. Tokoh tersebut adalah Raden Mas Panji Sosrokartono, atau lebih terkenal dengan sebutan “Si Jenius dari Timur”. Lahir pada tanggal 10 April 1877 di Pelemkerep, Mayong, Jepara, Hindia Belanda, Sosrokartono meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam bidang bahasa, sastra, dan ilmu kebatinan. Ia adalah kakak kandung R.A. Kartini, tokoh perempuan yang berjuang untuk hak-hak perempuan di Indonesia.
Sosrokartono menguasai lebih dari 35 bahasa, termasuk 24 bahasa asing dan 10 bahasa daerah di Nusantara. Ia menempuh pendidikan di Europeesche lagere School di Jepara dan melanjutkan ke Universitas Leiden, Belanda. Kemampuan yang di miliki merupakan kemampuan berharga dalam berbagai konteks, baik sebagai penerjemah maupun wartawan.
Prestasi Sosrokartono
Dengan bekal dan kemampuan bahasa dan pengetahuan budaya yang luas Sosrokartono pernah berprofesi menjadi wartawan perang dunia I, salah satu hasil liputannya yang paling terkenal adalah perundingan antara Jerman dengan Prancis yang dilakukan rahasia di dalam gerbong kereta yang di tempatkan di hutan pedalaman Prancis. The New York Herald Tribune berhasil memuat hasil perundingan perdamaian rahasia di hutan Champaigne, Prancis Selatan, yang menggemparkan Amerika dan Eropa. Ia menggunakan kode pengenal ‘Bintang Tiga’, yang di kalangan wartawan Perang Dunia I dikenal sebagai kode dari wartawan perang R.M.P. Tahun 1918 Sosrokartono menjadi juru bahasa Blok Sekutu. Tahun 1919 hingga 1921, Sosrokartono menjabat sebagai kepala penerjemah untuk semua bahasa yang ada di Liga Bangsa-Bangsa. Posisi ini ia peroleh karena kemampuan bahasa dan pengetahuan budaya yang luas.
Sosrokartono & Kemampuan Supranatural
Selain kemampuan bahasa yang luar biasa, Sosrokartono juga dikenal memiliki kemampuan supranatural. Dikisahkan bahwa ia dapat mengobati penyakit hanya dengan menggunakan media air putih. Suatu ketika, ia mendengar berita tentang sakitnya seorang anak berumur lebih kurang 12 tahun. Anak itu adalah anak dari kenalannya yang menderita sakit keras, yang tak kunjung sembuh meski sudah berobat ke beberapa dokter. Dengan dorongan hati yang penuh dengan cinta kasih, Sosrokartono menjenguk anak kenalannya dan meletakkan tangannya di atas dahi anak itu. Tiba-tiba si bocah yang sakit itu mulai membaik dengan hitungan detik, dan hari itu juga ia pun sembuh. Kejadian ini membuat orang-orang yang tengah hadir terheran-heran, termasuk juga dokter-dokter yang telah gagal menyembuhkan penyakit anak itu.
Berbeda dengan kehidupannya di Eropa, di pemerintahan kolonial Hindia Belanda Sosrokartono merupakan orang yang tidak sembarangan. Mereka pernah menuduhnya sebagai komunis agar gerakannya terbatas. Akibatnya Sosrokartono sulit memperoleh pekerjaan. Ia akhirnya meninggal pada tanggal 8 Februari 1952 di Bandung, Indonesia, setelah hidup penuh dengan prestasi dan pengabdian. Ia meninggalkan warisan yang tak terlupakan dalam bidang bahasa, sastra, dan ilmu kebatinan, serta julukan “Si Jenius dari Timur” yang menggambarkan kemampuan dan pengaruhnya di dunia internasional.
Dengan demikian, Sosrokartono tetap menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Hal itu tidak lain adalah karena kemampuan bahasa yang luar biasa dan kemampuan supranatural yang tidak dapat kita pungkiri.