Pptialfalah.id – “Ramadhan Datang”, sering kita dengar lantunan lagu populer oleh musisi familiar yaitu Bang Tompi. Lagu ini menjadi playlist menjelang bulan Ramadhan.
Penantian panjang bulan Ramadhan, kini telah tiba. Usai melewati bulan-bulan yang sebagaiman sering kita lantunkan dalam bacaan do’a bulan Rajab.
Saat bulan Ramadhan tentunya banyak istilah yang sering kita dengar, seperti iftar (berbuka puasa), takjil, ngabuburit, lailatul qadar, fidyah, tarawih, imsak, dan lain-lain.
Ngabuburit dan takjil, kedua Istilah tersebut tentu tidak asing lagi, apalagi menjelang iftar (berbuka puasa).
Apa sih sebenarnya makna dari ngabuburit dan takjil ?
Ngabuburit
Mengutip detikNews istilah ngabuburit ternyata sudah ada sejak tahun 80-an.
Bermula dari para pemuda tanah pasundan khususnya Kota Bandung yang mengadakan acara musik yang berjudul “ngabuburit”.
Acara sarat akan islami tersebut bertujuan untuk menanti waktu berbuka puasa. Sehingga istilah tersebut menjadi sebuah tren hingga sekarang.
Namun, seiring perkembangan zaman kegiatan ngabuburit tidak hanya pada acara musik saja. Masyarakat sekarang mengisi kegiatan ngabuburit untuk menunggu waktu berbuka puasa dengan berbagai variasi.
Mereka mengisi kegiatan tersebut seperti jalan-jalan pada waktu sore hari, membuat makanan atau minuman di rumah, membeli takjil, dan juga bertadarus Al-Qur’an.
Tidak hanya tradisi dari masyarakat Pasundan, Kota Bandung, ternyata makna ngabuburit sejatinya memang berasal bahasa Sunda.
Kalimat ngalantung ngadagoan burit dengan istilah populer yang memiliki makna bersantai sambil menunggu waktu sore.
Kalimat tersebut yang menjadikan awal mula dari istilah “Ngabuburit”.
Setelah memahami makna Ngabuburit, kurang afdhol kalau kita juga tidak memahami makna takjil.
By the way, takjil juga salah satu rangkaian dalam kegiatan ngabuburit yang menjadi ikon yang mungkin sulit untuk tidak kita tunaikan.
Takjil
Mengutip dari kanal nuonline, takjil berasal dari kata ajala, tajilu yang bermakna menyegerakan berbuka.
Masyarakat muslim Indonesia menjadikan takjil sebagai sebagai sebuah tradisi.
Yaitu dengan cara membeli makanan ataupun minuman yang seringkali para penjual jajakan di pinggir jalan.
Namun, yang mendasari takjil pada dasarnya sebagaimana diterangkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW bahwa barang siapa yang memberikan makanan kepada orang berpuasa untuk berbuka puasa, maka pahalanya seperti orang tersebut.
Sehingga banyak mushola, masjid, ataupun tempat umum lainnya bahkan orang maupun komunitas berbondong-bondong untuk memberikan takjil kepada orang yang berpuasa.
Bulan Ramadhan selalu membawa nuansa khas yang dinanti-nantikan umat Muslim. Tradisi seperti ngabuburit dan takjil menjadi bagian tak terpisahkan dalam menyambut waktu berbuka puasa.
Ngabuburit, yang berasal dari budaya masyarakat Sunda, berkembang menjadi berbagai aktivitas yang dilakukan sembari menunggu azan Maghrib. Sementara itu, takjil yang bermakna menyegerakan berbuka bukan sekadar tradisi membeli makanan ringan, tetapi juga menjadi ajang berbagi kebaikan, sebagaimana dianjurkan dalam ajaran Islam.
Dengan memahami makna kedua istilah ini, semoga kita dapat semakin menghayati dan meraih keberkahan di bulan suci Ramadhan.